JAKARTA, (Tribunekompas)
By: Anto.
- Potongan kalimat itu meluncur tanpa sungkan. Para wartawan pun sukses dibuat kikuk. "Seikhlasnya saja."
Cerita ini terjadi di rumah Rahmat Sulistyo alias Fransiska Anastasya Octaviany alias Icha, terpidana kasus istri palsu yang empat hari terakhir ini menghirup udara bebas. Tyo--nama sapaan sesungguhnya pemuda 20 tahun itu--bebas setelah mendapat cuti bersyarat dua bulan dari total vonis delapan bulan yang diterimanya.
Wartawan mendatangi Tyo di rumahnya di Gang Samin, Jalan Kenanga, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Jumat, 30 September 2011. Tiba-tiba saja, seusai wawancara, Tyo tak langsung melepas wartawan pergi. Dia meminta uang. "Aku punya berita, dan Anda butuh berita," katanya, berdalih.
Tyo terus terang mengungkapkan kesulitannya karena belum bekerja lagi. Ia tidak mematok berapa biaya wawancara itu. "Sebagai kompensasi wawancara," kata Budi Malau, wartawan media lokal Jakarta, mengungkap isi pesan Tyo itu kepadanya.
Sejumlah wartawan mengaku kikuk atas permintaan dia. "Terkejut juga," kata Rita, salah seorang wartawati media nasional. Ia akhirnya memberi uang untuk Tyo.
Saat wawancara kemarin Tyo didampingi pamannya, Edi Supomo, 51 tahun. Sang adik, Rahman, 8 tahun, juga ikut menyimak wawancara itu dan sesekali tertawa mendengar penjelasan kakaknya.
Pagi itu Tyo, yang memakai baju polo ungu dan celana jins skinny hitam serta rambut rapi dengan gel, berjanji tidak akan mengulangi ulahnya menjadi perempuan. Dia ingin menunjukkan apa yang disebutnya "kelaki-lakian saya".
Tapi ketika disinggung tentang Muhammad Umar, bekas suami yang juga mengadukannya ke polisi, Tyo tersipu. Dia mengaku masih memendam rindu. "Aku takut CLBK (cinta lama bersemi kembali) dengan dia," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar