JAKARTA, (Tribunekompas)
By: Parman.
- Penyerapan anggaran 2011 Kementerian Pekerjaan Umum (PU) sampai bulan lalu hanya 40,10 persen dari total Rp 56,4 triliun. Tapi, tak menciutkan nyalinya untuk minta tambahan anggaran tahun 2012 sebesar Rp 5,3 triliun.
Tambahan anggaran tersebut akan dialokasikan untuk beberapa Direktorat di Kementerian PU yaitu Ditjen Sumber Daya Air sebesar Rp 2,5 triliun. Peruntukkannya untuk peningkatan kapasitas air baku sebesar Rp 380 miliar, peningkatan jaringan irigasi Rp 470 miliar, dan pembangunan program pengendalian banjir, lahar gunung merapi, dan pengamanan pantai Rp 1,65 triliun.
Anggaran mendesak yang harus dialokasikan lainnya adalah untuk Ditjen Bina Marga sebesar Rp 1,5 triliun. Di mana dana tersebut akan digunakan untuk penanganan jalan lintas guna mendukung enam koridor ekonomi Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Sementara Ditjen Cipta Karya membutuhkan tambahan Rp 1 triliun dengan rincian untuk program air minum sebesar Rp 345 miliar, dan pembangunan infrastruktur perdesaan/perkotaan senilai Rp 655 miliar.
“Penyelesaian RTRW Kawasan Strategi Nasional dan fasilitas percepatan di 113 RTRW Kabupaten/kota butuh dana tambahan Rp 258,5 miliar,” terang Sekjen Kemen PU, Agoes Widjarnako dalam risalahnya yang dibacakan di Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi V DPR di Jakarta, belum lama ini.
Yang terakhir adalah dana untuk Badan Pembinaan Konstruksi dibutuhkan Rp 4,5 miliar yang akan digunakan untuk pembinaan usaha dan kelembagaan guna memfasilitasi LPJKN dan LPJKD serta kegiatan pembinaan kompetensi dan pelatihan konstruksi dalam rangka pemenuhan agenda nasional.
Dengan demikian, total kebutuhan pagu anggaran Kementerian PU pada 2012 yang sudah diputuskan dalam rapat kerja bersama DPR adalah Rp 61,18 triliun.
“Anggarannya naik menjadi Rp 66,48 triliun. Dengan rincian rupiah murni Rp58,32 triliun dan pinjaman luar negeri Rp 8,15 triliun,” tuturnya.
Anggaran Ditjen Sumber Daya Air untuk peningkatan kapasitas air baku, peningkatan jaringan irigasi dan pembangunan program pengendalian banker, lahar Gunung Merapi, pengaman pantai.
Tambahan pada Dirjen Bina Marga untuk kegiatan penanganan jalan lintas mendukung enam koridor ekonomi Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).
Sementara Ditjen Cipta Karya untuk program air minum dan pembangunan infrastruktur perdesaan/perkotaan. Penambahan di Direktorat Penataan Ruang untuk kegiatan penyelesaian RTRW Pulau Kawasan Strategis Nasional (KSN) dan fasilitasi percepatan di 113 RTRW kabupaten/kota.
Sedang usulan tambahan pada Badan Pembinaan Konstruksi untuk pembinaan usaha dan kelembagaan fasilitasi Lembaga Pembinaan Jasa Konstruksi Nasional dan Lembaga Pembinaan Jasa Konstruksi Daerah serta kegiatan pembinaan kompetensi dan pelatihan konstruksi.
Agoes menegaskan, kriteria perencanaan dan program untuk 2012 adalah pencapaian sasaran kinerja Kementerian PU yang mengacu dan berbasis pada rencana tata ruang di masing-masing wilayah, mendukung prioritas pembangunan nasional dan target Renstra Kementerian PU dan mendukung implementasi otonomi daerah yang nyata dan bertanggung jawab.
Kriteria lainnya adalah peningkatan kualitas program yang mengacu pada kinerja, ketepatan dan sinergi, dan mengikuti kaidah-kaidah teknis yang dapat dipertanggung-jawabkan.
Agoes menerangkan, yang harus bisa diwujudkan dalam program 2012 yaitu pengurangan emisi gas rumah kaca, serta pengurangan resiko dampak bencana dan tanggap terhadap penanganan pasca bencana.
Akhir Oktober Capai 80 Persen
Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum Djoko Murjanto membenarkan, pihaknya membutuhkan tambahan anggaran pada RAPBN 2012 sebesar Rp 5,3 triliun.
“Memang benar, tapi semua baru usulan dan masih global, belum final. Kita sudah berkoordinasi dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, dan u sulan itu kita ajukan sesuai dengan kesepakatan bersama terkait dengan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI),” katanya, kemarin.
Usulan tambahan anggaran tersebut digunakan untuk menunjang pembangunan infrastruktur di enam koridor jalan seperti, jalan lintas timur di Sumatera (Aceh-Palembang-Bandar Lampung), Jalur Lintas Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Semua itu dalam rangka mendukung program MP3EI. Seluruh pembangunan jalan di enam koridor sudah dialokasikan anggaran, tapi kurang maksimal karena anggarannya minim.
Anak buah Djoko Kirmanto ini mengharapkan usulan tambahan tersebut dapat dipertimbangkan DPR sehingga mempercepat pembangunan transportasi jalan raya di Indonesia.
“Anggaran yang kita alokasikan ke setiap koridor kurang maksimal, untuk meningkatkannya Ditjen Bina Marga perlu tambahan angggaran sebesar Rp 1,5 triliun seperti yang diusulkan ke pemerintah dan DPR. Jalan harus diutamakan untuk persiapan para investor,” terangnya.
Ditanya tentang penyerapan dan realisasi anggaran di Ditjen Bina Marga, Djoko menjelaskan, saat ini pembangunan infratsruktur jalan semakin gencar dilakukan, tertutama di enam koridor MP3EI.
“Sampai saat ini penyerapan anggaran kita mendekati 50 persen. Kita yakin mudah-mudahan akhir Oktober nanti bisa mencapai target 80 persen,” tandasnya.
Kalau Nggak Sanggup, Kasih Ke Yang Lain...
Syahganda Nainggolan, Direktur Eksekutif SMC
Pembangunan jalan raya merupakan faktor utama mendukung peningkatan perekonomian. Oleh karena itu dalam proyek infrastruktur yang menjadi tanggungjawabnya Kementerian Pekerjaan Umum sebaiknya tidak fokus di Pulau Jawa saja, melainkan merata sampai ke seluruh Indoensia.
“Target MP3EI kan ekspansi perluasan pembangunan. Untuk mendukung program itu, pembangunannya harus menyeluruh seperti wilayah Timur. Jalur transportasi itu kan faktor utama percepatan perekenomian,” katanya.
Menanggapi usulan tambahan anggaran 2012 sebesar Rp 5,3 triliun dan rendahnya penyerapan anggaran di Kementerian PU, Syahganda menegaskan, semestinya pemerintah dan DPR memeprtimbangkan usulan dari Kementerian PU tersebut. Pasalnya, jika daya serapnya rendah, maka anggaran yang disalurkan tidak akan banyak bermanfaat dan akan terendap percuma.
“Ide untuk pembangunan infrastruktur jalan memang bagus, tapi kalau daya serap anggarannya 2011 masih minim, ya lebih baik usulan tambahan anggaran 2012 jangan dikabulkan, karena hasilnya pasti akan sama saja. Kalau tidak sanggup menerima menerima anggaran, mungkin lebih baik disalurkan kepada lembaga yang lain atau ke pemerintah daerah,” cetuslnya.
Setahu dia, Kementerian PU merupakan salah satu dari tujuh Kemenetrian penerima anggaran terbesar pada 2012. Dengan predikat tersebut Kementrian PU diharapkan dapat memanfaatkannya secara maksimal untuk kepentingan masyarakat.
Jalan Baru Belum Tersentuh
Bahrum Daido, Anggota Komisi V DPR
Komisi V DPR akan mendukung rencana program strategis di tiga Direktorat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dari Badan Anggaran sampai disetujui anggarannya ke Kementerian Keuangan.
“Saat ini memang masih tahap evaluasi apakah usulan anggaran Kementerian PU itu akan ditambah atau tidak. Tapi setidaknya ada tiga program yang menurut kami harus diprioritaskan karena menyangkut kepentingan publik. Komisi V DPR hanya mengusulkan ke Banggar untuk diteruskan ke Menteri Keuanan,” kata anggota Komisi V DPR Bahrum Daido, kemarin.
Ketiga program tersebut adalah penambahan jalan baru di seluruh Indonesia yang merupakan tugas dari Ditjen Bina Marga. Dari 39 ribu Km pengelolaan jalan yang menjadi target tahun anggaran 2012 seluas 38 ribu Km merupakan jalan negara. Sedangkan sisanya merupakan jalan strategis penghubung. “Anggaran yang dialokasikan ke Ditjen Bina Marga itu hanya untuk kebutuhan pemeliharaan, dan pelebaran. Belum ada jalan baru. Kita sudah konfirmasikan, dan ternyata jalan baru belum tersentuh karena anggarannya sangat kecil,” ungkapnya.
Anggaran Ditjen Sumber Daya Air juga dinilai pantas mendapatkan penambahan, sebab peruntukkannya jelas untuk memenuhi permintaan terkait pembangunan embung atau waduk kecil di daerah-daerah kering.
“Pembangunan embung banyak diminta daerah kering seperti NTT. Fungsinya di waktu musim hujan sebagai penampungan, dan saat musim kering dialirkan ke areal pertanian,” paparnya.
Tak kalah pentingnya, program yang mesti diprioritaskan adalah tata ruang nasional yang menjadi tanggung jawab Ditjen Penataan Ruang. Saat ini kondisi tata ruang di seluruh daerah amburadul. Banyak batas-batas wilayah yang tidak jelas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar