JAKARTA, (Tribunekompas)
By: Parman.
- Gara-gara banjir pasang (rob) melanda Pluit, tanggul di Muara Karang, Jakarta Utara kembali jebol. Meski langganan dilanda banjir sejak enam tahun silam, Pemprov DKI dinilai tak serius mengamankan kawasan miskin ini.
Menanggapi fenomena tersebut, pengamat perkotaan Yayat Supriyatna menyarankan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta segera menetapkan zona rawan bencana banjir.
Dengan demikian, arah kebijakan penanganan dan antisipasi banjir dalam waktu dekat bisa ditentukan. “Daerah tersebut memang rawan banjir rob, pemprov harusnya tanggap,” katanya kemarin.
Menurut Yayat, pembentukan zona itu sangat penting karena banyak bangunan penting yang menyangkut kesejahteraan hidup bukan hanya warga DKI Jakarta, tapi juga warga di luar ibukota.
“Beberapa pembangkit listrik adanya di wilayah Utara Jakarta. Ini harus diantisipasi dari gangguan genangan air atau banjir. Jika terganggu, juga mengganggu masyarakat Jakarta dan luar Jakarta,” ucapnya.
Sejumlah kasus meluasnya banjir dan genangan air di beberapa lokasi, tambah Yayat, seharusnya dijadikan indikasi adanya ancaman yang lebih besar. Selama ini, memang sudah ada sederet kebijakan berkaitan penanganan banjir ini. Seperti ditinggikannya jalan tol menuju bandara Soekarno-Hatta, pembangunan tanggul di Muara Angke, serta pembangunan tanggul di Cilincing.
“Itu menunjukkan, wilayah Utara Jakarta rawan bencana. Jika tidak diantisipasi, wilayah itu akan tenggelam,” ujarnya.
Yayat menjelaskan, jebolnya tanggul tersebut tidak perlu terjadi jika Pemprov DKI cepat tanggap. Dia menilai, selama ini pemprov selalu terlambat mengatasi suatu masalah.
Seringkali Pemprov DKI beralasan, banjir rob terjadi karena faktor cuaca global yang memperburuk kondisi Jakarta. Padahal yang sebenarnya, kata Yayat, jebolnya tanggul itu terjadi karena sudah terlalu lama diabaikan.
Berbeda jika kasus itu terjadi di kawasan strategis, lanjutnya lagi, seperti di Jalan Sudirman, Jalan MH Thamrin dan Jalan Sabang. “Tentu akan cepat diselesaikan. Juga jika banjir melanda jalur lalu lintas ruas tol Sedyatmo (bandara Soekarno-Hatta).
Padahal, kata Yayat, daerah Utara sejak enam tahun lalu sudah kerap dilanda banjir rob. Di saat yang sama, kawasan ini menurutnya juga punya potensi ekonomi sebagai daerah pesisir.
“Inilah nasib daerah-daerah pinggiran. Karena terjadi di perkampungan kumuh dengan taraf hidup warga miskin, penanganannya sangat lambat,” ujarnya miris.
Sebelumnya diberitakan, akibat tanggul jebol, kawasan Penjaringan dan Cilincing Jakarta Utara, dilanda banjir akibat air laut pasang (rob). Akibat pembangunan tanggul yang belum selesai di Pantai Marunda, sedikitnya 200 rumah terendam rob di Cilincing.
Penyebab lain, juga karena Perusahaan Listrik Negara (PLN) melubangi tanggul di kawasan Muara Karang Penjaringan. Ketinggian rob yang menerjang kawasan pinggir laut di Cilincing dan Penjaringan, Jakarta Utara itu berkisar antara 40 sentimeter hingga satu meter. Aktivitas warga pun terganggu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar