Sabtu, 19 November 2011

ASEAN Bakal Jadi Pusat Pertumbuhan Dunia

BALI, (Tribunekompas)
By: Siti.N.


- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yakin kawasan Asia Tenggara akan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dunia baru. Syaratnya, semua hasil Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN dilaksanakan secara optimal. "Ada kesepakatan yang bisa cepat diterapkan, ada juga yang perlu waktu, tapi arahnya sudah jelas," tutur Presiden dalam temu pers mengakhiri KTT ASEAN XIX di Bali kemarin.

Pekerjaan rumah berat bagi ASEAN adalah menutup kesenjangan di antara negara-negara anggotanya, lantaran tiap negara belum berada pada tonggak kemajuan yang sama. Karena itu, diperlukan bantuan teknis dan peningkatan kapasitas untuk mempercepat kemajuan. "Apa yang kami lakukan sekarang adalah mendorong pertumbuhan dan mencapai pemerataan," ujarnya.

Presiden mengingatkan, sejak lahir pada 1967, ASEAN terbukti mampu menggalang kerja sama, sehingga kawasan ini aman dan stabil. Kerja sama itu kemudian berkembang dengan negara-negara di luar ASEAN. Perkembangan terbaru adalah kehadiran Amerika Serikat dan Rusia pada KTT ASEAN XIX. "Meski negara-negara besar punya kepentingan ekonomi ketika berada di sini, saya anggap itu hal yang wajar," ujarnya.

Yudhoyono juga menyatakan Indonesia tidak akan tergesa-gesa menanggapi pembentukan Kemitraan Trans-Pasifik (Trans-Pacific Partnership) yang digagas Amerika. Apalagi Kemitraan tidak mengikat negara-negara ASEAN dalam satu lintasan Trans-Pasifik. "Kalau saya rasa bergabung dalam TPP membawa manfaat riil bagi ekonomi dan kita siap, kita ikut. Tapi sekarang saya memilih menelaah lebih dalam," tuturnya.

Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra, dalam wawancara dengan Tempo sebelumnya, mengatakan, jika perekonomian negara ASEAN digabungkan, akan menjadi kekuatan yang luar biasa besar. ASEAN dipandangnya sebagai kelompok negara yang tumbuh sangat cepat. "Jika kami bisa menghubungkan seluruh negara di ASEAN, akan sangat menguntungkan."

Yudhoyono juga mendengarkan kritik terkait dengan banyaknya forum kerja sama ekonomi. Untuk menjawab kritik tersebut, KTT ASEAN kali ini dibuat lebih membumi dengan merumuskan apa yang bisa dilakukan ASEAN.

Masih dalam konteks forum kerja sama ekonomi, saat membuka KTT Asia Timur VI, Presiden telah mewanti-wanti semua peserta agar mencegah tumpang-tindih dan pemborosan waktu pertemuan multilateral. Peringatan ini disampaikan Presiden lantaran selama 10 tahun terakhir muncul banyak pertemuan multilateral.

Beberapa yang baru adalah pertemuan negara-negara dengan perekonomian terbesar (G-20), dan Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC). "Mari kita memastikan tidak terjadi tumpang-tindih yang tidak semestinya," kata Yudhoyono. Ia juga menyentil soal KTT Asia Timur yang terlambat 30 menit gara-gara negara-negara anggotanya masih menghadiri pertemuan lain dalam rangkaian KTT ASEAN.

KTT Asia Timur VI diikuti semua anggota ASEAN, ditambah Amerika, Rusia, Cina, India, Australia, dan Selandia Baru. Menurut Yudhoyono, KTT Asia Timur memiliki kewajiban moral membangun perekonomian global.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar