Jumat, 18 November 2011

Menlu Natalegawa Bilang Picu Provokasi di Kawasan ASEAN

JAKARTA, (Tribunekompas)
By: Tommy.


- Indonesia cemas keputusan Amerika Serikat (AS) memperkuat militernya di Australia, memicu ketegangan dan ketidakpercayaan di kawasan Asia Pasifik. Apalagi China memberi sinyal ketidaksukaan terhadap kerja sama Canberra-Washington tersebut.

Rencana penempatan 2.500 marinir AS di kawasan utara benua Australia itu pada pert­e­ngahan 2012 terungkap pada Rabu (16/11), dalam kunjungan Presiden AS Barack Obama ke Canberra, Australia. Diung­kap­kan Obama, langkah itu dila­ku­kan sebagai komitemennya pada seluruh kawasan Asia Pasifik.

Namun, tindakan tersebut jus­tru mendatangkan kritik dari Bei­jing. Kantor Kementerian Luar negeri China memper­tanyatakan langkah itu yang dianggapnya se­bagai suatu ke­ter­tarikan berle­bihan AS ter­hadap kawasan tersebut.

Menteri Luar Negeri Marty Na­talegawa juga meng­ung­kap­kan kekhawatiran senada dengan China. Menurutnya, langkah AS ini bisa memperluas akses pesa­wat militer AS serta mening­kat­kan jumlah tentara di Australia Utara, yang merupakan gerbang menuju ke Indonesia.

“Saya tidak ingin melihat adanya perkembangan yang da­pat memprovokasi yang akan terus berkembang mening­kat­kan ketegangan, keti­dak­per­cayaan dan kecurigaan be­be­rapa pihak,” ung­kap Natalegawa, saat berbicara de­ngan Australian Broad­casting Corpo­ration (ABC) di sela-sela KTT ASEAN di Nusa Dua, Bali, kemarin.

“Itu mengapa perlu trans­pa­ransi dalam setiap peng­am­bilan keputusan sehingga pe­luang mun­culnya kesa­lah­pahaman kecil terjadi,” lanjut Natalegawa.

Natalegawa menegaskan, se­tiap kawasan regional punya kode etik yang mempromosikan trans­paransi dan pemahaman. Ka­renanya, para pemimpin dari China, Rusia dan AS akan di­minta untuk mem­pertimbang­kan kesepakatan ini saat mereka tiba untuk pertemuan strategis akhir pekan ini.

Indonesia sebagai Ketua ASEAN tidak akan membiarkan wilayahnya menjadi ajang per­saingan negara besar manapun.

“ASEAN tidak akan biarkan Asia Tenggara jadi ajang persai­ngan negara manapun,” tegas Nata­legawa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar