Selasa, 20 September 2011

Benarkah Reshuffle Kabinet demi Logistik

JAKARTA, (Tribunekompas)
By: Tommy.


- Rencana Presiden Susilo Bambang Yudhoyono me-reshuffle kabinetnya pada Oktober mendatang menumbuhkan banyak spekulasi. Para politikus partai koalisi pemerintahannya pun ikut berkomentar soal siapa menteri yang digusur, rentannya koalisi partai pendukung, atau bahkan motif SBY mengganti menterinya.

Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera Anis Matta, misalnya, menengarai isu perombakan kabinet (reshuffle) yang dihembuskan Istana hanya bertujuan mengatur dan mempersiapkan logistik untuk pemilihan umum di tahun 2014 mendatang.

"Kami melihat ada gelagat bahwa isu ini lebih berorientasi kepada pengaturan logistik 2014 ketimbang perbaikan kinerja kabinet," ujar Anis, Selasa, 20 September 2011. " Kami khawatir SBY mendapat masukan dari pihak tertentu yang tujuannya bukan untuk perbaikan citra, tapi ya untuk logistik 2014."

Menurut Anis, isu reshuffle kabinet bisa dimanfaatkan untuk pemenuhan kepentingan logistik, yakni terkait modal untuk pemenangan pemilihan umum tahun 2014. Namun, Wakil Ketua DPR ini enggan menyebutkan siapa yang berkepentingan tersebut.

Anis juga tak menyakini, Presiden SBY bakal serius merombak kabinetnya. Soalnya seperti yang sudah-sudah, wacana reshuffle masih merupakan rumor yang dihembuskan Istana, seperti setahun sebelumnya ketika Presiden menyampaikan rencana kocok ulang koalisi dan kabinet.

Karenanya, kata Anis, selama PKS, yang juga salah satu partai pendukung pemerintah yang mendudukkan kadernya dalam kabinet, belum memperoleh pemberitahuan resmi dari Presiden, partai ini tak akan bersikap. Lagi pula, gelagat reshuffle saat ini juga tidak sesuai prosedur. "Ini menunjukkan ada tekanan pada SBY," tambah Anis. " Jadi, sepanjang Pak SBY tidak melakukan kontak secara resmi dengan pimpinan-pimpinan parpol untuk itu, kami anggap semua rumor," ujar dia.

Jika memang berniat merombak kabinet, Anis mengatakan, seharusnya Presiden SBY segera melakukan komunikasi dengan partai-partai pendukung pemerintah. "Apa susahnya Pak SBY kontak, paling cuma 2 menit selesai. Misalnya, 'Saya mau reshuffle anak buah kamu, itu kan udah selesai'," kata dia. Namun, sampai sekarang belum ada komunikasi tersebut.

Ketua Dewan Pertimbangan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Taufiq Kiemas juga bersikap serupa. Ia menegaskan ketidakpercayaannya atas wacana reshuffle kabinet. Sebab, sejauh ini tidak ada parpol yang menarik menterinya dari kabinet.

"Lain halnya bila ada parpol anggota koalisi yang menarik menterinya dari kabinet dan diganti dengan orang lain. Kalau belum ada penarikan menteri oleh parpol, saya belum percaya akan ada reshuffle," tandasnya.

Wakil Sekjen DPP Partai Demokrat, Saan Mustopa menilai, meskipun dianggap belum ada komunikasi dengan parpol koalisi, SBY tetap akan mempertimbangkan parpol koalisi sebelum memutuskan mengganti menteri dari parpol yang bersangkutan.

"Presiden pasti akan berkomunikasi dengan parpol koalisi lebih dulu jika kader parpol yang menjadi menteri bekerja tidak sesuai dengan pakta integritas yang telah disepakati," katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar