Kamis, 15 September 2011

Rosa Sebut Duit Proyek PLTS Mengalir ke Johny Allen dan Emir

JAKARTA, (Tribunekompas)
By: Tommy.


- Direktur Marketing PT Anak Negeri Mindo Rosalina Manulang mengungkapkan adanya aliran dana dari proyek pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) ke Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat.

Tersangka kasus suap wisma atlet SEA Games itu pun membeberkan peran sejumlah wakil rakyat yang diduga menerima aliran dana.

"Saya ditanyai soal peran DPR. Memang ada dana ke sana," kata Rosalina setelah menjalani pemeriksaan di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tadi malam.

Rosalina tak menjelaskan identitas anggota Badan Anggaran DPR yang kecipratan duit proyek itu. Namun dia mengatakan KPK menanyai dirinya soal peran politikus Partai Demokrat Jhonni Allen Marbun dan politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Emir Moeis. "Saya jelaskan tentang mereka," kata Rosalina tanpa memerinci peran kedua politikus itu.

Saat dimintai tanggapan, Jhonni Allen mengaku tidak tahu-menahu urusan aliran dana ke DPR. "Urusan apa itu? Tidak ada itu. Saat itu saya sedang kunjungan ke Eropa. Itu pasti ngaco," katanya melalui telepon, Kamis 15 September 2011. Adapun Emir Moeis tak bisa dihubungi.

KPK memeriksa Rosalina hampir enam jam sebagai saksi dalam proyek pembangunan PLTS pada 2008. Proyek senilai Rp 8,9 miliar ini berasal dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

Lelang proyek PLTS dimenangi PT Alfindo Nuratama Perkasa, salah satu perusahaan di bawah Grup Permai milik Nazaruddin. Namun pengerjaan proyek ini disubkontrakkan kepada PT Sundaya.

Dalam kasus tersebut KPK telah menetapkan dua tersangka. Mereka adalah Neneng Sri Wahyuni, istri bekas Bendahara Demokrat M. Nazaruddin, serta Timas Ginting, Kepala Subbagian Tata Usaha Direktorat Pengembangan Sarana dan Prasarana Kementerian Tenaga Kerja.

Sumber Tribunekompas mengungkapkan, dalam kasus ini Neneng berperan menghubungkan PT Alifindo dengan PT Sundaya.

Rosalina juga mengaku telah menjelaskan keterlibatan Neneng dalam proyek itu kepada penyidik KPK. Namun kepada wartawan Rosalina hanya menyebutkan Neneng bekerja di bagian keuangan PT Mahkota Negara, perusahaan lain dalam jaringan Grup Permai.

Kepada penyidik Rosalina pun menjelaskan peran Timas Ginting dalam proyek itu. "Banyak yang saya ungkapkan," katanya tanpa menjelaskan lebih mendetail peran mereka karena mengaku sedang kelelahan. "Saya capek sekali," ujar Rosa. Seusai pemeriksaan, wajahnya tampak pucat pasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar