Senin, 10 Oktober 2011

Penjelasan Marty Soal Wilayah RI yang Diklaim Malaysia

JAKARTA, (Tribunekompas)
By: Tommy.


- Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa memastikan sudah tidak ada pertentangan wilayah perbatasan antara Indonesia dan Malaysia di wilayah daratan. Menurut dia, sengketa perbatasan di darat tingkat kompleksitasnya tidak separah di laut. "Delimitasi sudah tidak ada pertentangan karena rujukannya adalah konvensi, " ujar Marty dalam konferensi pers di Jakarta, Senin 10/10.

Mengenai wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia di Kalimantan Barat, menurut Marty, mengacu pada konvensi antara Belanda dan Inggris. Konvensi sebanyak tiga kali pada 1891, 1915, dan 1928. Ketiga persetujuan inilah yang mengatur perbatasan setelah kemerdekaan. Rujukan dokumen sudah tidak ada yang mempertentangkan. "Jadi tugas kita sekarang menegaskan demarkasi, titik dan pilar di perbatasan".

Hasil tiga kali konvensi ini yang kemudian dijadikan rujukan nota kesepahaman (MoU) pada 1978. "Delimitasi tidak ada masalah," ujar Marty. Di wilayah perbatasan segmen Tanjung Datu terdapat 156 titik. Segmen Tanjung Datu ini berada di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat.

Mengenai Dusun Camar Bulan, yang saat ini disengketakan dan diklaom wilayah Malaysia, merupakan dusun kecil yang terletak 1,5 kilometer dari salah satu pilar batas wilayah. "Dia memang wilayah perbatasan tapi dari dulu tidak ada permasalahan perbatasan di wilayah Camar Bulan ini."

Di antara 156 pilar itu, Menteri Marty menyebutkan ada pilar yang rusak. Pilar paling utara di segmen perbatasan Tanjung Datu, dan bernama A01. Pilar ini sudah tergerus abrasi dan kini lokasinya berada di bawah air. "Jadi pindahnya bukan karena ada agen yang memindahkan," ujar Marty.

Meski begitu menurut Marty meski berada di bawah air, pemerintah masih bisa memastikan titik koordinat batas wilayah di daerah ini. Tak jauh dari pilar A01, terdapat pilar milik pemerintah Malaysia yaitu SRTP 01. Pilar ini berada tiga meter jaraknya dari pilar A01. Indonesia sendiri sudah membuat pilar rujukan baru tak jauh dari pilar A01. "Jarak antara pilar indonesia dan malaysia ada 7 meter, tetapi koordinat tidak berubah."

Di wilayah Camar Bulan terdapat pilar A104 sebagai tanda batas. Menurut Marty kondisi pilar A104 ini sudah rusak dan terpotong di bagian atas. Diakui Marty tak jauh dari pilar ini terdapat bongkahan yang sempat diduga masyarakat sebagai pilar A104 yang asli. "Tim teknis telah melakukan pengecekan dan setelah itu memang ditemukan bongkahan bekas tempat mengaduk semen saat membuat pilar." Bongkahan inilah yang diduga menjadi pilar A104 yang asli oleh masyarakat.

Menurut Marty terhadap wilayah perbatasan Indonesia dan Malaysia, termasuk yang ada di segment Tanjung Datu pemerintah sudah memberikan perhatian penuh. "Kepedulian mengenai perbatasan adalah sesuatu yang sangat bisa dipahami sebagai masalah yang mendasar," ujar Marty.

Mengenai perundingan intensif antar kedua negara, soal titik rawan perbatasan ini, pemerintah Indonesia dan Malaysia terus melakukan perundingan intensif. Namun Marty tidak menjelaskan lebih detail hasil perundingan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar