Kamis, 01 Desember 2011

Inggris Memasuki Krisis Utang Kedua

LONDON, (Tribunekompas)
By: Tommy.


- Downing Street, kantor Perdana Menteri Inggris, Rabu malam 30 November 2011, mengatakan Inggris telah memasuki krisis utang kedua. Pernyataan itu bersamaan saat Amerika dipaksa campur tangan menghentikan krisis zona euro yang menuju pada keruntuhan keuangan global.

Federal Reserve AS memelopori sebuah skema yang dilakukan oleh bank sentral di seluruh dunia, termasuk Bank of England, untuk meminjamkan uang kepada bank-bank Eropa yang sakit dan tengah berjuang untuk mendapatkan pinjaman.

Tindakan darurat itu untuk menghentikan sistem keuangan internasional dari pembekuan kembali yang dipicu oleh rumor bahwa sebuah bank Eropa sedang menghadapi kesulitan dan tidak bisa mendapatkan dana. Kepanikan mulai menyebar melalui pasar obligasi Jerman, yang dikhawatirkan mengakibatkan pembekuan kredit untuk bank-bank Eropa.

Bank Inggris telah diperingatkan oleh Otoritas Jasa Keuangan, lembaga pengawas, bahwa mereka harus membuat persiapan untuk menghadapi runtuhnya mata uang tunggal.

Sumber-sumber Downing Street bersikeras bahwa ekonomi global tidak menghadapi "momen Lehman" yang mengacu pada runtuhnya bank investasi Amerika itu.

Namun, juru bicara Perdana Menteri berkata: "Nyatanya ada situasi yang sangat serius di pasar keuangan saat ini."

"Kita mengalami krisis utang dan tindakan bank sentral adalah mencoba untuk mengurangi dampak krisis utang itu. Mereka memastikan masih memiliki kapasitas untuk mengambil tindakan itu." Krisis utang zona euro telah menyebabkan kekhawatiran di pasar keuangan tentang stabilitas bank-bank besar Eropa.

Investor, terutama di pasar uang AS, semakin khawatir bahwa bank-bank Eropa mengalami kerugian besar terkait pinjaman mereka di Yunani, Italia dan negara-negara zona euro yang berhutang.

Intervensi oleh bank sentral menyebabkan peningkatan tajam dalam pasar saham di seluruh dunia. FTSE-100 ditutup naik 3,2 persen, dan indeks Dow Jones Amerika naik 400 poin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar